MEDIAPAGI.CO.ID, PALI,– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan tajam. Kali ini, ratusan pelajar di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan dari program tersebut. Kejadian ini menambah panjang daftar insiden serupa yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Peristiwa menghebohkan itu terjadi pada Senin (5/5/2025) dan langsung menciptakan kepanikan massal.
Puluhan hingga ratusan siswa dievakuasi ke IGD RSUD Talang Ubi dalam kondisi lemas, pucat, dan mengeluhkan gejala mual, muntah, sakit perut, serta pusing. Suasana di rumah sakit pun berubah mencekam.
Plt. Direktur RSUD Talang Ubi, dr. Davied Arja, mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan jumlah korban karena pasien datang secara bersamaan.
“Gejala yang dilaporkan rata-rata adalah mual, muntah, dan pusing. Kami masih menunggu hasil uji laboratorium dari Palembang untuk mengetahui penyebab pastinya,” ungkapnya.
Pihak penyedia makanan, CV Kita Lestari yang menjadi mitra dapur MBG di PALI, mengklaim belum mengetahui secara pasti penyebab insiden.
“Hari ini menu yang kami sediakan adalah ikan tongkol dan sayuran. Pendistribusian dilakukan mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Proses memasak dimulai pukul 00.00 dini hari,” kata Almarizan, perwakilan penyedia makanan.
Rentetan Kasus Serupa Terjadi di Berbagai Daerah
Berdasarkan catatan redaksi, kasus dugaan keracunan makanan MBG bukan yang pertama. Sepanjang Oktober 2024 hingga Mei 2025, setidaknya sembilan insiden serupa terjadi, dengan rincian sebagai berikut:
Nganjuk, Jawa Timur (2 Oktober 2024)
Tujuh siswa SDN Banaran alami keracunan setelah diduga mengonsumsi makanan MBG sisa yang tidak layak konsumsi.
Sukoharjo, Jawa Tengah (16 Januari 2025)
Puluhan siswa SDN Dukuh 3 alami mual dan muntah usai makan menu ayam yang disebut berbau tak segar.
Nunukan, Kalimantan Utara (13 Januari 2025)
Siswa dari dua sekolah alami diare dan mual setelah menyantap ayam kecap MBG.
Pandeglang, Banten (19 Februari 2025)
28 siswa SDN 2 Alaswangi mengeluh pusing dan muntah. Pihak sekolah menyebutnya sebagai gangguan pencernaan, bukan keracunan.
Waingapu, Sumba Timur, NTT (18 Februari 2025)
29 siswa SDK Andaluri mengalami gejala mirip keracunan. Namun, dapur MBG menyebut hanya reaksi alergi.
Batang, Jawa Tengah (14 April 2025)
Sekitar 60 siswa SDN Proyonanggan 5 alami sakit perut dan mual setelah makan mi dari menu MBG.
Cianjur, Jawa Barat (21 April 2025)
Sebanyak 83 siswa dari dua sekolah di Cianjur mengeluhkan mual dan muntah usai mengonsumsi makanan MBG.
Bombana, Sulawesi Tenggara (23 April 2025)
Siswa SDN 33 dan SD 08 Kasipute mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan MBG. Sampel makanan tengah diuji.
PALI, Sumatera Selatan (5 Mei 2025)
Ratusan siswa mengalami gejala keracunan massal usai menyantap menu MBG dari mitra lokal.
Investigasi Nasional dan Evaluasi Program
Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab utama kasus-kasus tersebut. Evaluasi menyeluruh terhadap manajemen logistik, dapur penyedia, hingga distribusi makanan sedang dilakukan.
Program MBG sendiri diluncurkan sebagai upaya nasional memperbaiki gizi siswa, namun rentetan insiden ini memunculkan pertanyaan besar soal pengawasan dan standarisasi keamanan pangan.
Pertanyaannya kini, apakah semangat memperbaiki gizi anak bangsa justru tercoreng karena buruknya implementasi di lapangan? (Hera)
Komentar