BANDUNG | mediapagi.co.id| DPRD Jabar sudah mengetahui ada anggota dewan dilaporkan ke polisi karena melakukan pemukulan terhadap M Yusak Rico Raharjo, yang merupakan sopir pribadinya.
“Belum ada laporan. Tapi saya sudah mendengar, dari berita di media,” kata anggota Badan Kehormatan (BK) DPRD Jabar Johan Anwari saat dihubungi melalui sambungan pesan whatsapp, Kamis (23/1/2020).
Adapun sikap yang akan dilakukan BK DPRD Jabar terkait aksi main pukul yang telah dilakukan anggota dewan berinisial SN, akan dilakukan rapat. “Rencana Senin 26 Januari 2020, seluruh anggota BK DPRD Jabar menggelar rapat,” kata dia.
Untuk memenuhi prinsip cover bort side, Johan menyarankan wartawan menghubungi Ketua Fraksi Demokrat, dimana SN bernaung.
“Supaya mendapat info lebih jelas, coba akang kontak ketua fraksinya, pak AW,” katanya.
Sugianto sendiri saat dikonfirmasi tak memberi jawaban. Pertanyaan yang diajukan melalui sambungan whatsapp tak dibalasnya. Pesan tersebut terkesan seperti hanya dibaca saja.
Sebelumnya, ramai diberitakan SN, seorang anggota DPRD Jawa Barat dilaporkan ke pihak kepolisian, diduga karena menganiaya sopir pribadinya.
Akibatnya, sopir anggota dewan terhormat itu, kini kesulitan bernafas dan masih nyeri di hidung akibat bogem mentah majikannya.
Peristiwa tersebut berawal ketika sopir pribadi anggota DPRD Jawa Barat M.Yusak Rico Raharjo, akan menjemput majikannya di Gedung DPRD Jabar Jalan Diponegoro Kota Bandung pada Selasa (21/1/2020).
Naas, saat hendak memutar ke lobi, di pelataran parkir gedung dewan, Toyota Alphard warna hitam nopol D 1010 AP milik anggota dewan itu, menyerempet tembok.
“Kejadiannya ketika saya jemput ke Gedung DPRD enggak sengaja menyenggol tembok dan sudah minta maaf. Tapi saya langsung dipukul, sampai saat ini hidung saya masih sakit karena masih sering keluar darah,” ungkapnya kepada wartawan di Jalan Ahmad-Yani, Kota Bandung, Rabu (22/1/2020).
Sopir sekaligus korban pemukulan, M. Yusak Rico Raharjo mengatakan telah melaporkan aksi pemukulan anggota DPRD Jabar tersebut, ke pihak berwenang.
“Saya antarkan bapak ke rumahnya di jalan Cihampelas. Dalam perjalanan masih marahin saya, pake kata-kata kasar. Saya diam saja dan darah masih mengucur dari hidung. Habis nganterin, saya langsung ke polisi, melaporkan pemukulan,”tuturnya.
Menurutnya bekerja sebagai sopir dari anggota DPRD Jabar selama enam bulan. Baru kali ini majikannya melakukan pemukulan. Kata-kata kasar diakuinya, merupakan santapan sehari-hari selama menjadi sopir.
“Kalau dihina atau dimaki sudah sering, tapi kalau dipukul baru kali ini. Saya berharap proses hukum terus berjalan,” katanya.
Komentar