DLH Lahat Selidiki Dugaan Tambang Batubara Pencemaran Lingkungan Sungai Kungkilan

Peristiwa679 Dilihat

Jurnalis: Barab Dafri. FR

LAHAT SUMSEL, mediapagi.co.id – Berdasarkan informasi dihimpun, Team Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat baru-baru ini turun langsung ke sungai Kungkilan yang terletak di Desa Muara Maung, Kecamatan Merapi Barat, guna menindaklanjuti laporan warga setempat terkait dugaan rusak dan pencemaran sungai tersebut.

Rusak dan pencemaran sungai Kungkilan itu dituding warga bersumber dari aktifitas perusahaan tambang batubara yang berlokasi tak jauh dari aliran sungai tersebut. Jika hujan, air sungai meluap dan mengakibatkan rumah warga sekitar terendam banjir lumpur hingga kesehatan kulit terganggu setelah kaki warga melewati banjir lumpur itu.

Kepala DLH Lahat, Ir H Agus Salman saat dikonfirmasi media ini, Sabtu (15/2/2020) melalui WhatsApp Kepala Bidang Analisa Dampak Lingkungan, Eddy Suroso ST MT membenarkan Teamnya telah mengecek langsung ke sungai Kungkilan yang disinyalir oleh warga telah tercemar dan rusak akibat aktifitas tambang batubara.

“Team DLH Lahat sudah turun ke lokasi sungai, namun masih butuh pendalaman dan hasil laboratorium belum keluar yang membutuhkan waktu paling cepat dua minggu. Kalau pastinya belum ada konfirmasi dari pihak laboratorium,” jelas Eddy.

Ketika ditanya tentang pihak berwenang yang menguji laboratorium hasil turun ke sungai Kungkilan, Eddy mengungkapkan seperti biasa yang bisa dianalisa DLH Lahat lakukan di Lahat dan sebagian di DLH Provinsi Sumatera Selatan.

Namun, terang Eddy, sejauh ini pihak DLH Lahat belum bisa memastikan perusahaan tambang batubara mana yang telah mencemari lingkungan sungai Kungkilan. Karena pihaknya masih proses mendalami dan tidak menutup kemungkinan akan kembali terjun ke lokasi.

Sementara data suara laki-laki yang terdengar mengingiringi tayangan video di media sosial (Medsos) akun Facebook Salim Lahat dengan foto profil semacam logo organisasi bertuliskan Satuan Peduli Lingkungan dan Masyarakat, mengungkapkan bahwa sungai kungkilan kini sudah rusak akibat aktifitas tambang batubara yang tidak melestarikan sungai kunkilan.

“Sehingga biota biota air di sungai tersebut kini terancam punah karena banyak limbah-limbah lumpur dan batubara. Ketika musim hujan airpun meluap dari badan sungai dan banyak sekali warga yang mengeluh karena perkebunan mereka sudah ditutupi oleh lumpur yang berasal dari sungai kungkilan,” sambungnya pada tayangan video tertanggal 30 Januari 2020 pukul 14.03 itu.

Video berdurasi 0:43 menit ini juga menampilkan foto-foto kerusakan dan pencemaran sungai hingga gambar rumah warga terendam banjir lumpur itu berakhir dengan terdengar, harapan warga jangan lagi membuang limbah ke sungai kungkilan dan mari kita bersama-sama melestarikan sungai kungkilan.

Masih dalam akun medsos yang sama, terlihat upload foto pada 11 Februari 2020 pukul 17.51 Wib dengan caption “Warga menegeluh saat TIM DLH Kabupaten Lahat melakukan pemeriksaan ke rumah dan kebun warga yang berlumur lumpur yang terbawa arus kungkilan sudah berapa kali pindah oleh perusahaan tambang batubara. Bukan itu saja diatas sungai terdapat tumpukan over borden yang ketika hujan terbawa erosi”.

Selanjutnya, tayang video di akun medsos ini pada 12 Februari 2020 pukul 11.47 Wib terlihat dan terdengar jelas saat Team DLH Lahat mendengarkan keluhan warga yang mengalami banjir lumpur.

Ditegaskan warga dihadapan tim DLH, bahwa bukan mereka tidak mau menginjak air banjir lumpur, karena usai melewati air banjir lumpur ini berakibat kulit kaki gatal-gatal. ***

Bagikan

Komentar