Jurnalis: Andika Eyek
Red – Barab Dafri. FR
LAHAT SUMSEL, mediapagi.co.id – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat membeberkan, selama masa pandemi covid-19 limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) menumpuk.
“Salah satunya limbah medis untuk di RSUD Lahat saja, dalam satu bulan terakhir mencapai 1,79 ton. Jumlah itu belum ditambah dengan limbah medis dari RS DKT, 33 Puskesmas, dan puluhan klinik,” jelas Kabid LB3 dan Peningkatan Kapasitas DLH Lahat, M Jonliadi, melalui Kasi LB3, M Khairul saat ditemui media ini. Kamis (11/6/2020).
Dikatakanya, jika diestimasikan secara keseluruhan dalam satu bulan limbah medis bisa mencapai 2 ton lebih. Naiknya neraca limbah medis ini berasal dari limbah penanganan Covid-19. Namun agar limbah medis tidak melebihi kapasitas tempat penampungan, sebagian limbah sudah dimusnahkan menggunakan mesin insenerator.
“Satu hari saja limbah medis penanganan covid-19, bisa menghasilkan 6,5 sampai 7 kg yang dimusnahkan itu seluruh limbah penanganan covid-19. Untuk pelaporannya dilampirkan secara online ke KLH,” sambungnya.
Selain limbah medis, lanjutnya, limbah B3 lainnya yang berasal dari perbengkelan, pertambangan maupun perkebunan. Meliputi oli bekas, filter oli, aki, grase bekas, dan kemasan B3 lainnya, juga alami penumpukan.
Hal ini dikarenakan, pengangkutan limbah B3 sendiri mengalami kendala. Untuk itu, hasil rapat bersama Kementrian Lingkungan Hidup, masa penampungan limbah B3 diperpanjang menjadi 90 hari.
“Karna ini situasi darurat, dengan pertimbangan teknis, batas penyimpanan diperpanjang menjadi 90 hari. Untuk total keseluruhan limbah B3 dari 91 bengkel, 38 pertambangan, perkebunan, dan PT KAI, sedang pendataan. Nanti kita kalkulasikan dahulu berapa neracanya,” pungkas Khairul.***
Komentar